Mengenal Sokbreker Oli & Gas

Mengenal Sokbreker Oli & Gas

Mengenal Sokbreker Oli & Gas

Sokbreker atau shock absorber pada kendaraan bermotor apapun itu wujudnya, memiliki tugas untuk menjinakkan energi kinetik akibat kinerja per. Tanpa ada peredaman, energi kinetik yang disebabkan oleh kinerja per akan menjadikan kendaraan menjadi liar dan ajrut-ajrutan ketika dikendarai.

Secara umum serta banyak barang yang beredar di pasaran, kita mengenal sokbreker sebagai shock absorber oli dan gas. Meskipun keduanya memiliki tugas yang sama, namun kinerja keduanya tidak sama. Secara basic keduanya menggunakan oli sebagai media peredamnya. Sokbreker oli sepenuhnya mengandalkan oli pada tabung sebagai media peredamannya.

Sedangkan sokbreker gas merupakan kombinasi antara oli yang ditambahkan gas sebagai penambah tekanannya. Sehingga peredam kejut jenis gas ini memiliki tekanan balik. Sokbreker oli apabila ditekan sampai habis, tidak akan segera menjulur sendiri. Berbeda dengan jenis gas yang akan menjulur sendiri begitu usai ditekan.

Kedua jenis peredam ini tentu diciptakan karena kebutuhan yang berbeda. “Jenis oli merupakan jenis paling dasar alias entry level.” Pengertiannya bahwa jenis sokbreker ini digunakan pada batas tertentu. Dimana kendaraan tidak memerlukan kepresisian dan pengendaranya tidak agresif.

“Umumnya kendaraan dengan per daun tidak diciptakan untuk jadi kendaraan yang agresif.” Kondisi ini terutama terjadi pada kendaraan niaga yang banyak terkonsentrasi pada muatan. Sehingga jenis sokbreker oli lebih cocok digunakan

“Sedang jenis gas memiliki tekanan balik. Adanya tekanan gas inilah yang membuat shock absorber ini merespons lebih cepat dan akurat ketika ada daya kinetik per,”  “Dalam penggunaan normal per daun tidak memerlukan adanya sokbreker gas. Namun tidak demikian dengan per keong. Secara alami, gaya kinerja per keong lebih agresif dibandingkan per daun sehingga diperlukan peredaman yang sifatnya agresif juga. Makanya jenis sokbreker gas lebih cocok,”

Penggunaan sokbreker gas pada per daun bukan merupakan hal yang tabu dilakukan. “Kendaraan dengan per daun ini ingin lebih presisi dan tajam handlingnya maka sokbreker gas tidak haram untuk dipergunakan. Agar kinerja yang diinginkan tercapai,”

Keras dan lembut

Sampai detik ini banyak orang yang mengasumsikan bahwasanya sokbreker gas lebih keras dibandingkan dengan sokbreker oli. Pendapat ini banyak muncul lantaran sokbreker gas memiliki daya kompres sedangkan gas tidak. Sehingga timbul asumsi yang mengatakan bahwa gas lebih keras dibandingkan oli.

Pada kesempatan ini coba diluruskan asumsi tersebut. Mari bandingkan antara sokbreker oli dan gas dengan spesifikasi load range dan dimensi yang sama. Hasilnya, sokbreker gas tak akan lebih keras dibandingkan dengan model oli. Hanya saja respons model gas lebih tajam dan presisi dibandingkan dengan model oli.

Mengenai keras dan lembut sebuah sokbreker sangat tergantung dengan load rangenya. Besar-kecilnya sangat tergantung sekali dengan desain valve pada sokbreker. Besar kemungkinan ditemui sokbreker dengan bentuk dan dimensi yang sama namun memiliki load range yang berbeda. “Terdapat kode tertentu yang membedakan penggunaannya, “Seharusnya memang ada tabel khusus mengenai kapasitas dan spesifikasi sokbreker. Sayang hal ini sepertinya kurang dipahami baik oleh sebagian besar pembeli maupun penjual.”

Foam cell

Selain oli dan gas, beberapa waktu belakangan ini juga diperkenalkan adanya foam cell shockbreaker. Ironman merupakan salah satu merek yang muncul dengan identitas teknologi ini. Pada saat bekerja terlebih temperatur oli pada sokbeker akan meningkat sehingga memungkinkan terjadi pemisahan antara oli dan gas. Jika hal tersebut terjadi maka akan terbentuk lag kejutan (shock lag) yang akan mengurangi kepresisian sokbreker. Oleh sebab itu kemudian munculah teknologi foam cell ini. Dengan kehadiran busa/foam pada sokbreker maka shock lag pada suspensi dapat diminimalisir.